Pengalaman Seru di "Sampua" Pingitan Adat Buton


Assalamualaikum gaesss

Alohaaaaaa :) :) :)
sebelumnnya gue mau ucapkan big thanks to teman-teman semuanya. Gak nyangka blog receh gue ada yang baca juga.. (huhuhu nangis bombay T_T.. tisu mana tisuuuu)

kelebay-an gue emang selalu muncul dikala terharuuuu... Maafkeunn adindaa yaa..

Oke...Mari kita  tinggalkan ke-lebay-an gue dulu sejenak...

Kali ini gue mau sharing pengalaman gue ketika di SAMPUA.
Ada yang tau itu apa?? Bukan...bukaaaaan, sampua itu bukan jenis makanan ya..bukaan nama orang jugaa loh.
Sampua adalah tradisi pingitan adat Buton..
Yupssss.... di suku Buton ada tradisi pingitan juga ya, gak hanya ada di suku jawa aja loh..
Pingitan arti sederhananya di kurung... di kurung dalam rumah loh ya bukan di kurung dalam penjara... yailaah, nenek nenek juga tau (ditimpuk pemirsah)

Baju Adat Sampua beserta pernak-perniknya hehehe

Sampua adalah prosesi yang dilakukan oleh gadis-gadis buton yang telah beranjak dewasa. Sampua menandakan bahwa gadis tersebut sudah dewasa dan siap untuk menikah.
Gue tekankan disini, ada perbedaan tentang prosesi sampua diantara suku Buton dan lokasi daerahnya. Jadi ada perbedaan prosesi sampua diantara suku-suku Buton yang ada seperti Buton Laporo, Buton Kaledupa, Buton Wanci, Buton Lapandewa dan suku buton lainnya. Dan juga ada perbedaan prosesi sampua antara daerah satu dengan daerah lainnya.
Tapi tetap dengan satu tujuan, yaitu Sampua menjadikan tanda bahwa gadis tersebut telah beranjak menjadi wanita dewasa.

Yang akan gue ceritakan disini adalah prosesi Sampua Buton Laporo yang ada di Kota Samarinda, Cerita ini gue tulis berdasarkan prosesi Sampua yang gue jalani dari awal sampai akhir menurut sudut pandang gue tentunya...

Langsung aja kita bahas hal-hal yang harus dipersiapkan dan hal-hal yang dilakukan ketika gue melakukan prosesi adat Sampua.. 
Cekidootttt....

Memilih Hari Baik
Sebelum gue memasuki kasuo, orang tua gue akan menentukan hari baik terlebih dahulu.
Btw, Kasuo adalah tempat gue dipingit/sampua, ntar gue bakal jelasin lebih lanjut ya.
Menurut adat Buton, ketika hendak melakukan sesuatu yang berkaitan dengan pernikahan, sampua, membeli barang, menaiki rumah baru dan hal-hal yang menurutnya penting, harus menentukan hari baik dulu untuk  melaksanakan hal tersebut.
Supaya apa? Supaya afdol dan baik jalannya. Menurut gue, fine-fine aja selama gak menyimpang (bener gak?)
Jadi mamak gue akan bertanya kepada orang yang bisa menghitung hari baik. Disini orang yang menentukan hari baik adalah kakek gue sendiri (Paman si Mamak)
Jadi gue gak bisa asal masuk semau gue ke dalam Kasuo. Harus ditentukan dulu hari baik, tanggal dan jam nya.
Setelah kakek gue mengitung hari detik demi detik... eyaa  keinget lagu super enaknya Krisdayanti yaaa...
Dan akhirnya terpilihlah  tanggal 29 Januari 2018 sebagai hari gue memasuki Kasuo. Rencananya gue akan di sampua selama 6 hari, gue akan keluar sampua pada tanggal 3 Februari 2018 bertepatan dengan malam Minggu.
 
Taraaaaa....
Hari Baik nya tanggal 29 januari 2018

Membuat Kasuo
Sedikit Asing dengar nama Kasuo? Bukan sedikit tapi asing bangetttt
Oke mari kita kupas tuntas..
Kasuo adalah tempat gue dipingit/disampua. Jadi selama 6 hari,  gue akan tinggal didalam kasuo. Kasuo akan diletakkan didalam kamar..
WHAT??? Iyaa.. jadi gue bakal dikurung didalam kamar dan didalam kamar gue bakal dimasukkan lagi didalam kasuo. Kasuo bentuknya seperti Kubus gituu.. 

Nah Kasuo ini bakal dibuat oleh keluarga gue.
Sebenarnya kalau gadis yang di Sampua sudah memiliki pasangan dan berencana menikah, maka yang membuat kasuo ini adalah keluarga pihak laki-laki
Berhubung gue tidak memiliki pasangan..tetap happy kok (sambil usap-usap mata huehehe)  jadi keluarga besar gue lah yang mempersiapkan segalanya. 

Gue jelasin dikit dulu ya,, Didalam adat buton, yang mengurus persiapan sebelum gue di sampua adalah Walamisingku.. Nah loh apaaan lagi ituu???
Walamisingku adalah Kakak atau Adik dari pihak mamak dan Bapak. Jadi para Paman dan tante gue lah yang bakal mempersiapkan segalanya selain Mamak dan Bapak gue

Oke Balik ke kasuo..
Terlebih dahulu, paman gue akan membuat rangka kasuo dari pipa. Biasanya sih menggunakan bambu, kenapa memilih pipa? Kenapa eh kenapa? Karena lebih mudah didapatkan (tinggal beli di toko kain eh bukan toko bangunan deng) dan lebih mudah dirangkai. Ketika diberitahu untuk memakai pipa, gue setuju bangeettt karena gue menganut aliran simpel, gue sangat menolak hal-hal yang  ribet dan menyusahkan keluarga gue kalau harus mencari bambu lagi.

Paman-paman gue membuat rangka kasuo
masih banyak paman gue yang lainnya gak ikut kepoto

Setelah jadi rangka kasuo, giliran tante-tante gue yang akan mengambil alih pasukan wkwkwk jadi mereka akan membuat dinding kasuo.
Dinding kasuo ini akan dibuat dari tikar. Jadi tante gue akan menjahit tikar-tikar ini ke rangka kasuo hingga semua rangka tertutupi.


Tante gue menjahit dinding kasuo
Masih banyak tante gue yang lainnya, gak ikut kepoto

Finising :)
Btw, setiap walamisingku gue yang datang akan membawa tikar. Jadi mamak gue gak akan membeli tikar lagi.
Banyak banget dah, sampai saat ini pun tikar dari keluarga gue masih tersusun dengan rapi dirumah gue, belum diambil pemiliknya. (Tante-tanteku tikarnya masih ada dirumah yaa, boleh bangett kalau mau diambil hehehe)


Tikar dari walimisigku

Hari Pertama masuk Kasuo
Tanggal 29 Januari sekitar jam 4 an sore, gue sudah mengenakan sarung, sudah siap lahir batin masuk kedalam kasuo dan dikurung selama 6 hari (hikss)

Jadi sebelum masuk kasuo ada prosesnya yaitu pikunde’e dan pibu'ra (bener gak ya ini tulisaanya, dibacanya pibu’ra, lu harus menekankan banget di bagian pibu’ra)
Ada seorang lebe’ wanita yang akan membantu melakukan prosesi ini. Laki-laki gak boleh melihat prosesi ini yaa. Hanya perempuan yang diperbolehkan.

Okee...
Pertama yang dilakukan adalah pikunde’e. Disini kamu akan dimandikan oleh lebe’ dengan air kelapa, air santan lebih tepatnya  (iya kalian gak salah dengar kok, gue dimandiin pake santan kelapa) rasanya kayak ada manis-manisnya gituu muehehehe

Setelah dimandikan, gue dituntun oleh lebe’ untuk masuk kedalam kasuo.
Selanjutnya didalam kasuo dilakukan pibu’ra. Pibu’ra adalah prosesi memberikan pupur pertama kali kepada orang yang disampua yaitu gue (hhe).
Pupurnya disini terbuat dari bahan alami loh ya, yaitu terbuat dari tepung beras dan kunyit.

Gue diberi pupur dari ujung muka sampai ujung kaki, kebayang kan kunyit dijadiin pupur. Kuning..kuning gimana gitu yaa..
Setelah 2 prosesi tersebut selesai, gue hanya duduk diam didalam kasuo.
Gue sangat menikmati prosesi ini hahaha hari hari gue sebagai Ratu selama 6 hari akan dimulai (huahahahaha)
Disini gue gak akan menguplod poto prosesinya, untuk menjaga privasi.

Hal-hal yang dilakukan didalam Kasuo
Hari-hari gue selama didalam kasuo pun dimulai ihiyyyy
Gue ngapain aja selama didalam kasuo??
Tidur
Makan
Pakai pupur kunyit
Nonton film
Ngobrol sama tamu (khusus cewek aja)
Tidur lagi
Makan lagi
Pakai pupur kunyit lagii
Gitu terus sampai selesai masa sampua

Dapat kunjungan,, makan lagiiii
Btw, itu gue yang di sensor
tampang gue gak bisa dilukiskan dengan kata-kata

Selama di sampua gue gak boleh keluar kecuali ke toilet.. kalaupun gue ke toilet, gue harus menutup seluruh tubuh gue dengan sarung. Kenapa?? Karena orang yang disampua gak boleh terlihat oleh laki-laki dan gak boleh terkena angin atau cahaya matahari.. gue gak tau alasannya kenapa, gue hanya dijelaskan seperti itu sama nenek gue.
Gue sih nyaman-nyaman aja tinggal didalam kasuo hahaha,...
Mau makan tinggal panggil adek gue si yaumil.. mau minta apapun tinggal nyuruh adek gue wkwkwk
Selama gue disampua adek gue ini dah yang menjadi pelayan gue... Doi gak bakalan nolak kalau gue mau minta apapun (adek gue the best dah, lopyouuuu)

Eittss satu lagi, orang yang disampua gak boleh mandi sampai masa sampua nya selesai..
BENERR... GAK BOLEH MANDI
Ketawa dulu boleh hahahahahha
Biasanya sih toleransi gue gak mandi hanya 2 hari, lewat dari itu gue gak bisaaa hiks

Eh tapi tahan dulu, ternyata gak sampai semengerikan yang gue bayangkan kok.
Didalam kasuo itu, gue gak pernah kepanasan, gak juga keringatan, adem-adem aja. Mungkin karena selalu memakai pupur tepung beras + kunyit kali yaa. Yang jelas didalam kasuo gue gak merasa gerah dan kepanasan gitu. Jadi it’s oke aja gak mandi selama 6 hari wkwkwkwkwkwk

Satu lagi, mungkin disini teman-teman ada yang bertanya-tanya.
Bagaimana dengan Sholatnya?
Nah untuk masalah ini ada yang pro dan kontra.
Untuk pihak yang kontra/tidak setuju, mereka mengatakan bahwa jika kita berwudhu akan terlalu banyak menggunakan air dan berdampak pada prosesi sampuanya. Ya karena itu tadi, orang yang disampua tidak diperbolehkan telalu banyak menggunakan air apalagi sampai mandi akan berdampak gitu. Entah dampaknya seperti apa, gue hanya dijelaskan seperti itu aja.
Tapi Alhamdulillah.. keluarga gue termasuk pihak yang pro jadi gue gak perlu lagi membuat permohonan untuk diperbolehkan berwudhu.

D-Day (Keluar Sampua)
Dan Akhirnyaaaa gue akan menghirup udara bersih...... (sujud syukur)
Eh tapi Sebelum gue keluar sampua, ada prosesinya lagi ya...
Tanggal 3 Februari 2018 jam 10 pagi, gue bersiap diri untuk dikeluarkan dari kasuo
Gue dikeluarkan dari kasuo oleh lebe’ yang memasukkan gue pertama kali ke dalam kasuo.
Nah tapi kali ini gue udah gak sendiri ya, ada yang bakalan nemenin gue yaitu Sokhra (betul gak ya ini penulisannya). Sokhra ini adalah anak kecil yang akan menemani gue selama prosesi polimba’a ya. Sokhra gue adalah adik sepupu gue sendiri ya. Aifah. Doi sudah menginap satu malam di kasuo gue.. hahahah nih anak lincah banget tiba-tiba dkurung jadi pendiam gitu

aaaa.... cantik banget sokhra gue
yang biasanya tomboi jadi ayuuu banget 

Setelah selesai pengeluaran itu (hahaha bahasa gue gitu banget), gue bersiap untuk dimandikan lagi oleh Lebe’ sampua.
Nah jadi ketika polimba’a (keluar sampua), akan ada lebe’ sampua yang akan melaksanakan prosesi polimba’a.
Lebe’ sampua adalah sepasang suami istri. Lebe’ sampua gue waktu itu adalah Bapak La Toha dan istrinya Ibu Wa Wina.
Setelah gue dikeluarkan dari kasuo, gue langsung dimandikan oleh Ibu Wa Wina. Biasanya setelah itu alis, rambut dan bulu di wajah harus dicukur. Tapi gue meminta kepada lebe’ untuk tidak mencukur alis gue. Jadi hanya rambut gue yang dipotong untuk syarat nya (baik bangeeet dah ibu lebe’)
Oiyaa prosesi polimba’a gue akan dilaksanakan jam 8 malam. Jadi lebe’Pak La Toha belum hadir.

Deng..deng..deng....deng..... Malam pun tiba..
Rumah gue udah rame dengan keluarga gue...
Dekorasi Polimba’ a gue juga udah dipasang..
Gue meminta hanya background aja supaya gak ribet, gue gak terlalu suka dekorasi yang terlalu rame, acara gue juga hanya acara kecil-kecilan.
Bapak-bapak undangan udah memenuhi rumah gue.. Keluarga gue udah bejubel didalam rumah..(senang dah kalau semua keluarga gue datang)
Lebe’ sampua juga sudah hadir..

Suasana sebelum polimba'a
udah rame banget sampe diluar-luar

Sebelum polimba’a  lebe’ ibu Wa wina akan mendandani gue dengan pakaian  sampua (impian gue dari dulu pengen banget pake ini)

sebelum keluar polimba'a
hihihi gemes sama Aifah

Setelah siap, gue akan berdiri didepan pintu kamar dan Lebe’ Pak La toha akan duduk didepan gue sambil memulai prosesi polimba’a

Prosesi Polimba'a

Oiyaaa gue udah di tatar sama walimisingku gue, kalau gue jalan ke depan gue gak boleh senyum dan lirik kanan kiri. Dan untuk meredam itu semua gue akhirnya menggigit sirih (fix gue gak bakal ketawa).
Saat prosesi polimba’a, Lebe’ pak la Toha memimpin didepan, kemudian gue dituntun oleh Lebe’ Ibu Wa Wina dan Sokhra gue dituntun oleh nenek gue.

Menuju tempat Polimba'a

Hampir kelupaan, sebelum gue memulai prosesi polimba’a, harus ada laki-laki yang masuk kedalam kasuo gue untuk mengisi kekosongan dihati gue..eh bukan kekosongan di kasuo gue maksudnya hahaha. Gue gak tau ini alasananya kenapa. yang masuk kedalam kasuo gue waktu itu adalah om gue, sepupu nya emak

Selanjutnya lebe' akan memulai melakukan prosesi adat sampua dan membaca doa.

Prosesi Adat Sampua

Setelah selesai, dilanjutkan dengan pasali (pemberian uang) huehehe.. Nah ini yang gue tunggu-tunggu, seperti saweran gitu.
Jadi semua orang yang ada, akan memberi gue uang pasali.. (om tante sawerannya hihihi)

Pasali
Bapak dan nenek gue yang pertama memberikan pasali

Yookk gue traktir
Menang banyak hehehe

Prosesi polimba’a diakhiri dengan pembacaan doa dan kembalinya gue kedalam kamar.
Dilanjutkan dengan makan-makan dan poto-poto hhe

Bareng adek-adek guee..
Si yaumil, jilbab merah paling kiri (love)

Formasi lengkap ihiyyy
Dari kiri, Najib, Mamak, Hidayah, gue, Bapak, yaumil

Keluarga Besar
Masih banyak lagi yang lainnya

Masih banyak lagi yang gak sempat poto
Keluarga Besar

Akhir Acara

Panjang ya Prosesinyaa....
Gak juga kok, kalau udah dijalani mah happy-happy aja heheh
Gue mau ucapkan beribu-ribu terima kasih kepada keluarga besar gue yang telah membantu, menyukseskan dan memeriahkan acara gue (terharuuuu huaaa)
Tanpa kalian gue seperti butiran debu.. Tengkyuuuu semuanyaa :)

udah ya melow melow nyaa...
Segitu dulu ya cerita gue.. Bagi gadis-gadis buton yang belum dan akan di Sampua... Nikmati prosesnyaa.. InshaAllah bakal banyak dapat saweran hehehe

Apabila ada salah penulisan atau ada yang dirasa kurang berkenan, silahkan tinggalkan komentar ya...
Ambil yang baik dan Buang yang buruk..
Sampai jumpa di cerita-cerita selanjutnyaa

Bye...bye...



10 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. Mantap semoga jadi penulis. Aminnnn

      Hapus
    2. Kamu ndk buat vlog youtube lagikah..? Bagus loh yg kemarin seputar cerita tentang jembatan dan makanan khas miehun

      Hapus
  3. Keren bett sih, Kalo bukan org buton bisa ga pake baju itu ?

    BalasHapus
  4. Suka bacanya menambah wawasan tentang salah satu tradisi yg bsa di bilang kompleks bgt. Hhe

    BalasHapus

Jalan-Jalan Ke Hutan Mangrove Bontang Yuk!! Banyak Spot Poto kece

Hallo guys.. Assalamualaikum man teman... Masih tentang kota Bontang, masih tentang bersih nya kota ini, masih dengan damainya kota...