Pengalaman Seru di "Sampua" Pingitan Adat Buton


Assalamualaikum gaesss

Alohaaaaaa :) :) :)
sebelumnnya gue mau ucapkan big thanks to teman-teman semuanya. Gak nyangka blog receh gue ada yang baca juga.. (huhuhu nangis bombay T_T.. tisu mana tisuuuu)

kelebay-an gue emang selalu muncul dikala terharuuuu... Maafkeunn adindaa yaa..

Oke...Mari kita  tinggalkan ke-lebay-an gue dulu sejenak...

Kali ini gue mau sharing pengalaman gue ketika di SAMPUA.
Ada yang tau itu apa?? Bukan...bukaaaaan, sampua itu bukan jenis makanan ya..bukaan nama orang jugaa loh.
Sampua adalah tradisi pingitan adat Buton..
Yupssss.... di suku Buton ada tradisi pingitan juga ya, gak hanya ada di suku jawa aja loh..
Pingitan arti sederhananya di kurung... di kurung dalam rumah loh ya bukan di kurung dalam penjara... yailaah, nenek nenek juga tau (ditimpuk pemirsah)

Baju Adat Sampua beserta pernak-perniknya hehehe

Sampua adalah prosesi yang dilakukan oleh gadis-gadis buton yang telah beranjak dewasa. Sampua menandakan bahwa gadis tersebut sudah dewasa dan siap untuk menikah.
Gue tekankan disini, ada perbedaan tentang prosesi sampua diantara suku Buton dan lokasi daerahnya. Jadi ada perbedaan prosesi sampua diantara suku-suku Buton yang ada seperti Buton Laporo, Buton Kaledupa, Buton Wanci, Buton Lapandewa dan suku buton lainnya. Dan juga ada perbedaan prosesi sampua antara daerah satu dengan daerah lainnya.
Tapi tetap dengan satu tujuan, yaitu Sampua menjadikan tanda bahwa gadis tersebut telah beranjak menjadi wanita dewasa.

Yang akan gue ceritakan disini adalah prosesi Sampua Buton Laporo yang ada di Kota Samarinda, Cerita ini gue tulis berdasarkan prosesi Sampua yang gue jalani dari awal sampai akhir menurut sudut pandang gue tentunya...

Langsung aja kita bahas hal-hal yang harus dipersiapkan dan hal-hal yang dilakukan ketika gue melakukan prosesi adat Sampua.. 
Cekidootttt....

Memilih Hari Baik
Sebelum gue memasuki kasuo, orang tua gue akan menentukan hari baik terlebih dahulu.
Btw, Kasuo adalah tempat gue dipingit/sampua, ntar gue bakal jelasin lebih lanjut ya.
Menurut adat Buton, ketika hendak melakukan sesuatu yang berkaitan dengan pernikahan, sampua, membeli barang, menaiki rumah baru dan hal-hal yang menurutnya penting, harus menentukan hari baik dulu untuk  melaksanakan hal tersebut.
Supaya apa? Supaya afdol dan baik jalannya. Menurut gue, fine-fine aja selama gak menyimpang (bener gak?)
Jadi mamak gue akan bertanya kepada orang yang bisa menghitung hari baik. Disini orang yang menentukan hari baik adalah kakek gue sendiri (Paman si Mamak)
Jadi gue gak bisa asal masuk semau gue ke dalam Kasuo. Harus ditentukan dulu hari baik, tanggal dan jam nya.
Setelah kakek gue mengitung hari detik demi detik... eyaa  keinget lagu super enaknya Krisdayanti yaaa...
Dan akhirnya terpilihlah  tanggal 29 Januari 2018 sebagai hari gue memasuki Kasuo. Rencananya gue akan di sampua selama 6 hari, gue akan keluar sampua pada tanggal 3 Februari 2018 bertepatan dengan malam Minggu.
 
Taraaaaa....
Hari Baik nya tanggal 29 januari 2018

Membuat Kasuo
Sedikit Asing dengar nama Kasuo? Bukan sedikit tapi asing bangetttt
Oke mari kita kupas tuntas..
Kasuo adalah tempat gue dipingit/disampua. Jadi selama 6 hari,  gue akan tinggal didalam kasuo. Kasuo akan diletakkan didalam kamar..
WHAT??? Iyaa.. jadi gue bakal dikurung didalam kamar dan didalam kamar gue bakal dimasukkan lagi didalam kasuo. Kasuo bentuknya seperti Kubus gituu.. 

Nah Kasuo ini bakal dibuat oleh keluarga gue.
Sebenarnya kalau gadis yang di Sampua sudah memiliki pasangan dan berencana menikah, maka yang membuat kasuo ini adalah keluarga pihak laki-laki
Berhubung gue tidak memiliki pasangan..tetap happy kok (sambil usap-usap mata huehehe)  jadi keluarga besar gue lah yang mempersiapkan segalanya. 

Gue jelasin dikit dulu ya,, Didalam adat buton, yang mengurus persiapan sebelum gue di sampua adalah Walamisingku.. Nah loh apaaan lagi ituu???
Walamisingku adalah Kakak atau Adik dari pihak mamak dan Bapak. Jadi para Paman dan tante gue lah yang bakal mempersiapkan segalanya selain Mamak dan Bapak gue

Oke Balik ke kasuo..
Terlebih dahulu, paman gue akan membuat rangka kasuo dari pipa. Biasanya sih menggunakan bambu, kenapa memilih pipa? Kenapa eh kenapa? Karena lebih mudah didapatkan (tinggal beli di toko kain eh bukan toko bangunan deng) dan lebih mudah dirangkai. Ketika diberitahu untuk memakai pipa, gue setuju bangeettt karena gue menganut aliran simpel, gue sangat menolak hal-hal yang  ribet dan menyusahkan keluarga gue kalau harus mencari bambu lagi.

Paman-paman gue membuat rangka kasuo
masih banyak paman gue yang lainnya gak ikut kepoto

Setelah jadi rangka kasuo, giliran tante-tante gue yang akan mengambil alih pasukan wkwkwk jadi mereka akan membuat dinding kasuo.
Dinding kasuo ini akan dibuat dari tikar. Jadi tante gue akan menjahit tikar-tikar ini ke rangka kasuo hingga semua rangka tertutupi.


Tante gue menjahit dinding kasuo
Masih banyak tante gue yang lainnya, gak ikut kepoto

Finising :)
Btw, setiap walamisingku gue yang datang akan membawa tikar. Jadi mamak gue gak akan membeli tikar lagi.
Banyak banget dah, sampai saat ini pun tikar dari keluarga gue masih tersusun dengan rapi dirumah gue, belum diambil pemiliknya. (Tante-tanteku tikarnya masih ada dirumah yaa, boleh bangett kalau mau diambil hehehe)


Tikar dari walimisigku

Hari Pertama masuk Kasuo
Tanggal 29 Januari sekitar jam 4 an sore, gue sudah mengenakan sarung, sudah siap lahir batin masuk kedalam kasuo dan dikurung selama 6 hari (hikss)

Jadi sebelum masuk kasuo ada prosesnya yaitu pikunde’e dan pibu'ra (bener gak ya ini tulisaanya, dibacanya pibu’ra, lu harus menekankan banget di bagian pibu’ra)
Ada seorang lebe’ wanita yang akan membantu melakukan prosesi ini. Laki-laki gak boleh melihat prosesi ini yaa. Hanya perempuan yang diperbolehkan.

Okee...
Pertama yang dilakukan adalah pikunde’e. Disini kamu akan dimandikan oleh lebe’ dengan air kelapa, air santan lebih tepatnya  (iya kalian gak salah dengar kok, gue dimandiin pake santan kelapa) rasanya kayak ada manis-manisnya gituu muehehehe

Setelah dimandikan, gue dituntun oleh lebe’ untuk masuk kedalam kasuo.
Selanjutnya didalam kasuo dilakukan pibu’ra. Pibu’ra adalah prosesi memberikan pupur pertama kali kepada orang yang disampua yaitu gue (hhe).
Pupurnya disini terbuat dari bahan alami loh ya, yaitu terbuat dari tepung beras dan kunyit.

Gue diberi pupur dari ujung muka sampai ujung kaki, kebayang kan kunyit dijadiin pupur. Kuning..kuning gimana gitu yaa..
Setelah 2 prosesi tersebut selesai, gue hanya duduk diam didalam kasuo.
Gue sangat menikmati prosesi ini hahaha hari hari gue sebagai Ratu selama 6 hari akan dimulai (huahahahaha)
Disini gue gak akan menguplod poto prosesinya, untuk menjaga privasi.

Hal-hal yang dilakukan didalam Kasuo
Hari-hari gue selama didalam kasuo pun dimulai ihiyyyy
Gue ngapain aja selama didalam kasuo??
Tidur
Makan
Pakai pupur kunyit
Nonton film
Ngobrol sama tamu (khusus cewek aja)
Tidur lagi
Makan lagi
Pakai pupur kunyit lagii
Gitu terus sampai selesai masa sampua

Dapat kunjungan,, makan lagiiii
Btw, itu gue yang di sensor
tampang gue gak bisa dilukiskan dengan kata-kata

Selama di sampua gue gak boleh keluar kecuali ke toilet.. kalaupun gue ke toilet, gue harus menutup seluruh tubuh gue dengan sarung. Kenapa?? Karena orang yang disampua gak boleh terlihat oleh laki-laki dan gak boleh terkena angin atau cahaya matahari.. gue gak tau alasannya kenapa, gue hanya dijelaskan seperti itu sama nenek gue.
Gue sih nyaman-nyaman aja tinggal didalam kasuo hahaha,...
Mau makan tinggal panggil adek gue si yaumil.. mau minta apapun tinggal nyuruh adek gue wkwkwk
Selama gue disampua adek gue ini dah yang menjadi pelayan gue... Doi gak bakalan nolak kalau gue mau minta apapun (adek gue the best dah, lopyouuuu)

Eittss satu lagi, orang yang disampua gak boleh mandi sampai masa sampua nya selesai..
BENERR... GAK BOLEH MANDI
Ketawa dulu boleh hahahahahha
Biasanya sih toleransi gue gak mandi hanya 2 hari, lewat dari itu gue gak bisaaa hiks

Eh tapi tahan dulu, ternyata gak sampai semengerikan yang gue bayangkan kok.
Didalam kasuo itu, gue gak pernah kepanasan, gak juga keringatan, adem-adem aja. Mungkin karena selalu memakai pupur tepung beras + kunyit kali yaa. Yang jelas didalam kasuo gue gak merasa gerah dan kepanasan gitu. Jadi it’s oke aja gak mandi selama 6 hari wkwkwkwkwkwk

Satu lagi, mungkin disini teman-teman ada yang bertanya-tanya.
Bagaimana dengan Sholatnya?
Nah untuk masalah ini ada yang pro dan kontra.
Untuk pihak yang kontra/tidak setuju, mereka mengatakan bahwa jika kita berwudhu akan terlalu banyak menggunakan air dan berdampak pada prosesi sampuanya. Ya karena itu tadi, orang yang disampua tidak diperbolehkan telalu banyak menggunakan air apalagi sampai mandi akan berdampak gitu. Entah dampaknya seperti apa, gue hanya dijelaskan seperti itu aja.
Tapi Alhamdulillah.. keluarga gue termasuk pihak yang pro jadi gue gak perlu lagi membuat permohonan untuk diperbolehkan berwudhu.

D-Day (Keluar Sampua)
Dan Akhirnyaaaa gue akan menghirup udara bersih...... (sujud syukur)
Eh tapi Sebelum gue keluar sampua, ada prosesinya lagi ya...
Tanggal 3 Februari 2018 jam 10 pagi, gue bersiap diri untuk dikeluarkan dari kasuo
Gue dikeluarkan dari kasuo oleh lebe’ yang memasukkan gue pertama kali ke dalam kasuo.
Nah tapi kali ini gue udah gak sendiri ya, ada yang bakalan nemenin gue yaitu Sokhra (betul gak ya ini penulisannya). Sokhra ini adalah anak kecil yang akan menemani gue selama prosesi polimba’a ya. Sokhra gue adalah adik sepupu gue sendiri ya. Aifah. Doi sudah menginap satu malam di kasuo gue.. hahahah nih anak lincah banget tiba-tiba dkurung jadi pendiam gitu

aaaa.... cantik banget sokhra gue
yang biasanya tomboi jadi ayuuu banget 

Setelah selesai pengeluaran itu (hahaha bahasa gue gitu banget), gue bersiap untuk dimandikan lagi oleh Lebe’ sampua.
Nah jadi ketika polimba’a (keluar sampua), akan ada lebe’ sampua yang akan melaksanakan prosesi polimba’a.
Lebe’ sampua adalah sepasang suami istri. Lebe’ sampua gue waktu itu adalah Bapak La Toha dan istrinya Ibu Wa Wina.
Setelah gue dikeluarkan dari kasuo, gue langsung dimandikan oleh Ibu Wa Wina. Biasanya setelah itu alis, rambut dan bulu di wajah harus dicukur. Tapi gue meminta kepada lebe’ untuk tidak mencukur alis gue. Jadi hanya rambut gue yang dipotong untuk syarat nya (baik bangeeet dah ibu lebe’)
Oiyaa prosesi polimba’a gue akan dilaksanakan jam 8 malam. Jadi lebe’Pak La Toha belum hadir.

Deng..deng..deng....deng..... Malam pun tiba..
Rumah gue udah rame dengan keluarga gue...
Dekorasi Polimba’ a gue juga udah dipasang..
Gue meminta hanya background aja supaya gak ribet, gue gak terlalu suka dekorasi yang terlalu rame, acara gue juga hanya acara kecil-kecilan.
Bapak-bapak undangan udah memenuhi rumah gue.. Keluarga gue udah bejubel didalam rumah..(senang dah kalau semua keluarga gue datang)
Lebe’ sampua juga sudah hadir..

Suasana sebelum polimba'a
udah rame banget sampe diluar-luar

Sebelum polimba’a  lebe’ ibu Wa wina akan mendandani gue dengan pakaian  sampua (impian gue dari dulu pengen banget pake ini)

sebelum keluar polimba'a
hihihi gemes sama Aifah

Setelah siap, gue akan berdiri didepan pintu kamar dan Lebe’ Pak La toha akan duduk didepan gue sambil memulai prosesi polimba’a

Prosesi Polimba'a

Oiyaaa gue udah di tatar sama walimisingku gue, kalau gue jalan ke depan gue gak boleh senyum dan lirik kanan kiri. Dan untuk meredam itu semua gue akhirnya menggigit sirih (fix gue gak bakal ketawa).
Saat prosesi polimba’a, Lebe’ pak la Toha memimpin didepan, kemudian gue dituntun oleh Lebe’ Ibu Wa Wina dan Sokhra gue dituntun oleh nenek gue.

Menuju tempat Polimba'a

Hampir kelupaan, sebelum gue memulai prosesi polimba’a, harus ada laki-laki yang masuk kedalam kasuo gue untuk mengisi kekosongan dihati gue..eh bukan kekosongan di kasuo gue maksudnya hahaha. Gue gak tau ini alasananya kenapa. yang masuk kedalam kasuo gue waktu itu adalah om gue, sepupu nya emak

Selanjutnya lebe' akan memulai melakukan prosesi adat sampua dan membaca doa.

Prosesi Adat Sampua

Setelah selesai, dilanjutkan dengan pasali (pemberian uang) huehehe.. Nah ini yang gue tunggu-tunggu, seperti saweran gitu.
Jadi semua orang yang ada, akan memberi gue uang pasali.. (om tante sawerannya hihihi)

Pasali
Bapak dan nenek gue yang pertama memberikan pasali

Yookk gue traktir
Menang banyak hehehe

Prosesi polimba’a diakhiri dengan pembacaan doa dan kembalinya gue kedalam kamar.
Dilanjutkan dengan makan-makan dan poto-poto hhe

Bareng adek-adek guee..
Si yaumil, jilbab merah paling kiri (love)

Formasi lengkap ihiyyy
Dari kiri, Najib, Mamak, Hidayah, gue, Bapak, yaumil

Keluarga Besar
Masih banyak lagi yang lainnya

Masih banyak lagi yang gak sempat poto
Keluarga Besar

Akhir Acara

Panjang ya Prosesinyaa....
Gak juga kok, kalau udah dijalani mah happy-happy aja heheh
Gue mau ucapkan beribu-ribu terima kasih kepada keluarga besar gue yang telah membantu, menyukseskan dan memeriahkan acara gue (terharuuuu huaaa)
Tanpa kalian gue seperti butiran debu.. Tengkyuuuu semuanyaa :)

udah ya melow melow nyaa...
Segitu dulu ya cerita gue.. Bagi gadis-gadis buton yang belum dan akan di Sampua... Nikmati prosesnyaa.. InshaAllah bakal banyak dapat saweran hehehe

Apabila ada salah penulisan atau ada yang dirasa kurang berkenan, silahkan tinggalkan komentar ya...
Ambil yang baik dan Buang yang buruk..
Sampai jumpa di cerita-cerita selanjutnyaa

Bye...bye...



Budaya Buton di Acara "Napak Tilas Kampung Buton Gunung Manggah" Dari Tari Linda Hingga Manca (Pencak Silat Khas Buton)


Assalamualaikum gaeesss

Udah seminggu aja ya...
Waktunnya gue untuk update cerita untuk semuaanyaaa (kayak ada yang baca aja lagi yaa)
Waktu menunjukkan pukul 12 malam, diluar hujan deras banget disertai angin kencang...brrrrr dingin banget dah....mata gue belum ada tanda-tanda ingin tidur....Gue tengok laptop butut gue...gue buka...gue puter...gue jilat dan gue celupinn (iklan oreo duyuuu hahaha)
Ditemani 1 bungkus oreo (wkwkwk), 1 bungkus beng-beng, 1 bungkus cokelat, 1 bungkus timtam, dan 2 bungkus better (Godaan cemilan susah ditolak hikss) gue bakalan menulis dan mereview acara budaya buton yang gue hadirii (yukk marii dibaca bang)

Cekidootttt........

Beberapa minggu lalu, gue menghadiri acara kebudayaan Buton disalah satu Kampung Buton yang ada di Samarinda Kalimantan Timur yaitu Gunung Manggah.
Kalau kalian tinggal di Samarinda pasti tau banget nih dimana Gunung Manggah,, Yupss Gunung manggah ada didaerah Sungai Dama tepatnya dijalan Ottoiskandardinata. Dekat dengan Kawasan Mall SCP, dekat juga dengan Jembatan Mahkota II Samarinda 

Acaranya bertajuk “Napak Tilas Kampung Gunung Manggah” (wihh sadap ya nama acaranya)
Nahh...acara nya ini diselengggarakan oleh pemuda Gunung manggah yaitu IPGUMA (Ikatan Pemuda Gunung Manggah) kerenn yaaa namanyaa....sekeren acaranyaaa.... (tepuk tangan buat IPGUMA).
Gue kagum banget nih sama teman-teman IPGUMA, tetap melestarikan budaya Buton ditengah zaman yang serba moderen ini (Bangga + terharuuu hiks)

GAPURA KAMPUNG GUNUNG MANGGAH
Btw itu yang berdiri bukan gue, tetiba gue poto si mbak nya lewat :P

Acaranya dilaksanakan selama 2 hari yaitu tanggal 10 dan 11 November 2018.
Menurut Rundown acara yang gue baca di Facebooknya IPGUMA, ada tiga acara utamanya yaitu Roadshow (semacam Talkshow gitu), Tarian  Tradisional (Linda dan Lulo) dan Manca (Silat). 

Rundown acara "Napak Tilas Kampung Gunung Manggah"
Sumber : Facebook/Ipguma

Linda dan Manca ini acara favoritnya anak muda Buton banget loh,, Kalau misalnya anak zaman now suka sama Breakdance, anak muda suku Buton suka sama Tari linda (mantul banget kan) Dan juga kalau anak zaman now suka sama Taekwondo, Judo, Jujitsu, anak muda suku Buton suka sama manca.. pencak silatnya suku Buton (Mantul semantul mantulnya dah hehe)...Hidup mantul ehhh bukan... Hidup Buton...Hidupppp !!!!!!
Kalau salah satu kampung Buton ngadain manca, pasti banyak pemuda-pemudi kampung Buton lain bakal nyeraaaang kampung itu (maksudnyaa datang untuk menonton bukan nyerang untuk tawuran yaa...).
Sebelum gue lanjut gue mau cerita dikit dulu yaa tentang suku Buton... (jangan kemana-mana yaakk, tetap stay disini)

Cerita dikit ya..

Buton adalah salah satu suku bangsa yang ada di Indonesia. Suku Buton itu berasal dari Sulawesi Tenggara (yupss bener....ibukota provinsinya Kendari ya)
Orang Buton gak hanya ada di Sulawesi Tenggara loh yaa,, udah tersebar diseluruh Indonesia..
Ada di Pulau jawa, Sumatera, Sulawesi, Papua dan kalimantan.
Pokoknya ada dari Sabang sampai Merauke (hahaha BTW Kota Merauke hampir mirip kayak nama Bapak  gue, La Maroke.. zaman SD gue sering banget nih dibencandain...  sering dinyanyin..dari sabang sampai merauke berjajar pulau-puluau lalalalalaaaaa.. hahah kangennya generasi 90an)

Suku Buton itu bermacam-macam, ada Buton Muna, Buton Wanci, Buton Wolio, Buton Lapandewa, Buton Laporo, Buton Bugi dan masih banyak lagiii....

Kampung Buton Laporo Gunung Sejuk, Sulawesi Tenggara

Gue sendiri asli Buton Laporo gak ada campuran-campurannya... (es kali di campur-campur :P)
Bokap gue asli Buton Laporo yang dilahirkan Di Kab Buton, Sulawesi Tenggara, Mamak gue asli Buton Laporo dan dilahirkan di Gunung Manggah Samarinda. Gue samaan ni  sama mamak gue, Gue lahir disalah satu kamar rumah yang ada di gunung Manggah dengan bantuan Bidan Kampung... mamak gue strong banget yaaakk (peluk mamak muaaah, gak boleh melawan loh ya dengan mamak)...Kalau sekarang harus  lahiran di fasilitas kesehatan yaaaa..Jadi jika ada masalah, bisa langsung diatasi.

Okee... fokuss

Kampung Buton di Samarinda selain di gunung manggah ada gak???
Banyak bangettt sob... udah tersebar diseluruh penjuru samarinda... nah jadi kalau ada yang menghina atau merendahkan suku Buton, lu bakal diserang dari berbagai penjuru Samarindaaaa (cakep dah)
Gue list yaa, beberapa kampung Buton di Samarinda yang gue tau..
Kampung Buton Wanci Belakang Rumah Sakit Islam, Kampung Buton Gunung Manggah, Gunung Steling, Gunung Udik, Gunung Malang, Gunung Lingai, Sidomulyo, Gang Damai, Gang Indah, Kebun Sayur (Tengah dan Ujung), Sempaja Ujung, , Air Hitam, Loa Bakung, Delima...

Kampung Buton Gunung Manggah

Banyak banget kan,,, mungkin masih ada lagi kampung buton selain yang gue sebutin di atas..
Sekarang ini, warga Buton Samarinda gak hanya berkumpul di kampung kampung Buton aja yaa, ada juga yang tinggal di lingkungan suku-suku lain

Oke Balik ke Acara....

Cuss langsung gue bahas acara "Napak Tilas Kampung Gunung Manggah" nya satu-satu yaaa....

1. Roadshow

Nah ini adalah acara pertama pada hari Sabtu 11 November 2018 dimulai dari pukul 09.00 pagi sampai selesai. Lokasi acaraanya di  Lapangan Kesenian Puncak Gunung Manggah.
Gue sedih banget nih, waktu acara roadshownya gue gak bisa hadir huhuuu... (waktu itu gue kemana yaa... lupaaa hiks)
jadi yang bakalan gue ceritakan ini adalah menurut yang disampaikan mamak, tante, dan nenek guee...Mereka hadir loh yaa (fyi, nenek gue yang paling happy datang di acara ini hehehe)
Menurut gue acaranya lebih ke bincang-bincang dan sharing gitu,, ada Narasumber dan ada audiens
Audiens atau tamu undangan yang datang itu adalah masyarakat gunung manggah dan orang-orang yang pernah tinggal di gunung manggah serta tokoh-tokoh masyarakat Buton.
Tamu undangan yang hadir diajak bernostalgia gituu, mereka diingatkan kembali bagaimana awal dibangunnya Kampung Buton Gunung Manggah saat ini, suka duka perjuangan kehidupan di jaman dulu sampai sekarang (cakep dah).

Suasana TalkShow
Sumber : Facebook/Ipguma


Eitssss, ada juga penghargaan kepada orang-orang yang berjasa dalam membangun kampung Buton Gunung manggah... dan Alm. Kai Datuk gue menjadi salah satu orang  yang menerima penghargaan ini.. uwaaaa terharuuu


Penghargaan untuk Alm Kai Datuk gue..

2. Tarian Tradisional (Linda dan Lulo)

Nah ini acara yang gue tungu-tunggu. Acaranya dimulai sekitar pukul 20.00 Wita pada hari sabtu juga yaa... Lokasi acara sama yaa, di Lapangan Kesenian  Gunung Manggah.
For your information, tempat berlangsungnya acara nya ada di puncak Gunung Manggah, lu harus mendaki sekitar 15 menit-an dari bawah (jalan raya). Sampai puncak lu bakalan manggah, (mungkin ini kali ya sebabnya dinamakan gunung manggah?? entahlah itu hanya pendapat gue hihhi)
eitssss... tapi ini gak menyurutkan semangat kami loh...hihihihi
Gue baru menuju lapangan tempat berlangsungnya acara sekitar  pukul  21.00 wita.. Gue ke puncak gunung manggah  dengan membawa pasukan gue (bareng sepupu n Tante gue)

Pasukan gue
NB: mbak yang paling depan tegang amat yaaak (hehehe pukpuk yama)

Oke.. gue bahas tentang linda dulu yaa.

Linda bukan nama orang yaaa.... jadi linda itu adalah sebuaaaah tari-tarian..
Tari linda ini adalah tarian tradisional dari buton ya gaes..tari ini hanya dilakukan oleh kaum hawaaa (wanita ya). Eh tapi ditemani dengan lelaki yang ngibi (tarian mengayunkan tangan keatas dan kebawah)
Tarinya lemah gemulai, gerakannya memutar sambil memegang selendang.. oiya sebelum tampil, harus menggunakan sarung leda (sarung khas Buton) dan selendang  yaaa.

Sarung Leda khas Buton
Sumber: google

Tari linda ini sangat populer di Gunung Manggah, ibu-ibu, remaja putri sampai anak kecil bisa menarikaan linda lohh. (kalau gue jangan ditanya, gue gak bisa nari lindaa,, badan gue kaku, udh beberapa kali belajar, tetap kyk robot..hiks)
Tari ini dilakukan secara bersama-sama yaa... tari linda diiringi oleh alunan ganda (gendang)....Mbulolo (gong), dan dengu-dengu (gamelan) serta diiringi nyanyian yang bersahut-sahutan dari pemain ganda.

Pemain Ganda Legend
Mantap Betul
Oke lanjut...

Sampai di TKP, yang nonton udah membludak,, rame banget dah.. sisi kanan dan kiri lapangan udah dipenuhi penonton.. melebihi ramenya kampanye presiden dah (hehe lebay)
Udah ada yang menari linda ditengah lapangan...Nenek, tante dan sepupu-sepupu gue menunggu giliran tampil, nah gue hanya jadi tukang poto-poto mereka...  hehehe

Yang wanita nya Linda
Yang Laki-laki Ngibi yaa


Nah ini ngibi ya, mengayunkan tangan ke atas dan kebawah
Btw ini Pak RT 31 Gunung manggah.. MANTUL Pak :D


Penontonnya MANTULLLL


Selain tari linda, ada tari Lulo nya juga loh
Tari Lulo juga tarian yang berasal dari Sulawesi Tenggara yaa.. Tarian Khas Buton.
Tari ini ditarikan bersama-sama, sambil berpegangan tangan membentuk lingkaran. Tariannya mudah, kita hanya menggerakan kaki kesamping, ke kanan, ke kiri dan kebelakang. (kalau gak hapal gerakannya lu bakal diseret-seret penari lain). Baik laki-laki maupun perempuan bisa bersama-sama menarikan lulo yaa..
Tari lulo ini di iringi dengan alunan lagu ya gaess, yaitu Lagu Sope-sope Cipt. La Ode Imaduddin. Lagu ini adalah lagu daerah dari Sulawesi Tenggara. Yang penasaran dengan lagunya bisa klik Disini.

Tari Lulo


3. Manca

Hari kedua yaitu hari Minggu jadwal acaraya Mancaa...yeeeeeeee
Masih kelanjutan dari acara "Napak Tilas Kampung Gunung Manggah".
Acaranya dimulai dari jam 11 pagi sampai selesai (gak sampai malam kok, paling maksimal jam 6 sore);
Gue datang ke TKP sekitar jam 3 sore (karena harus pergi ke kondangan terlebih dahulu). Gue datang masih tetap bersama pasukan wkwkwk...
Sampai di lokasi... Gilaaaaaaa full banget.. Ipguma selalu berhasil membuat acaranya rame.

ini penonton manca, bukan penonton bayaran ya
Rame euyyy

Manca adalah acara favoritnya anak muda Buton (beneran gak bohong)
Setiap ada acara manca, pasti selalu dipenuhi penonton, baik muda maupun tua... baik perempuan maupun laki-laki
Manca adalah pencak silat khas Buton. Manca juga diiringi oleh alunan ganda ya..
Sebenarnya, Manca gak ada bedanya dengan pencak silat pada umumnya. Dimulai dengan salam, mengeluarkan jurus dan bertanding.

Nah jadi, di acara manca ini kamu diberi kesempatan untuk menampilkan jurus jurus yang telah dipelajari sebelumnya.
Yang tampil manca ada dua orang yaa.. Sebelum kamu menampilkan jurus-jurus andalanmu, kamu harus mendaftarkan namamu dan nama pasanganmu terlebih dahulu ke panita.
Setelah namamu dipanggil, baru deh kamu tampil ditengah lapangan.. ditonton oleh tokoh-tokoh masyarakat dan penonton yang hadir. (cakep dah)

Pesilat menampilkan jurus Kalambe :D

Eh iya.. acara "Napak Tilas Kampung Gunung Manggah" masuk di salah satu stasiun televisi lokal Samarinda loh... (Bangga banget ya)

Masuk Tepian TV
Sumber : facebook/Ipguma

Terharuu banget gue hiks,, anak muda Buton tetap bangga dengan kebudayaannya sendiri...
Kalau dilihat dari banyaknya penonton yang datang, kita bisa lihat kepedulian masyarakat Buton terhadap budayanya semakin tinggi.. (Bangga banget ya)
Terima Kasih IPGUMA, telah bekerja keras membuat acara ini berhasil (Good Job)

Okee,,, sampai disini dulu cerita guee.... ketemu lagi dicerita-cerita selanjutnyaaaa....

Bye Bye

x

Jalan-Jalan Ke Hutan Mangrove Bontang Yuk!! Banyak Spot Poto kece

Hallo guys.. Assalamualaikum man teman... Masih tentang kota Bontang, masih tentang bersih nya kota ini, masih dengan damainya kota...